Minggu, 09 Desember 2012

Masa Labil

Sebuah firman berkata bahwa Lidah adalah bagian kecil dari tubuh kita, namun bisa memegahkan ataupun merusak sebuah keadaan. Oleh karenanya, berhati hatilah dengannya. 
Namun menurutku, pikiranlah yang jauh lebih bisa memegahkan dan merusak sebuah keadaan. 

Selasa, 04 Desember 2012

Masa Tak Terguna

Indahnya malam ini jika aku menjadi dia. Dia yang menjadi tempat pelariannya selama ini. Aku iri kepadanya, padahal sepatutnya, dialah yang iri padaku. Mengapa terbalik? Dia yang mampu mendengar keluhan. Dia yang mampu mendengar bahkan senyuman sekalipun. Oh... dia, walaupun dia tak memilikinya, namun sebenarnya dialah sang pemilik. Akulah sang pemenang yang saat ini kalah oleh dia. Namun percayalah, masa ini tak lama, asalkan kau tetap setia secara raga dan jiwa. Lihat, kesedihan kadang membuatmu rela menyerahkan sebagianmu untuk ada di pundaknya, bukan di pundakku.
Aku hanya percaya pada masa saat aku akan ada di sana, walaupun ragaku tidak.

Masa ...

Inilah saat dimana untuk pertama kalinya aku tidak memahami sedang berada di masa yang mana. Di saat masa menunggu tidak lagi menjadi sempurna karena yang ku tunggu entah di mana. Di saat aku mestinya berada di sana, namun tanpa daya aku harus jauh darinya. Di saat seharusnya pundak ini ada untuknya tempat menangis. Di saat selayaknya telinga ini ada di depan mulutnya supaya darinya keluar cerita. Di saat raga ini sepatutnya berada tepat di depannya, namun akhirnya tergantikan oleh raga lain. Di saat hati ini memberontak marah karena merasa tak berguna, namun mengertilah, aku tak bisa saat ini.
Namun, lihatlah di masa di mana saat bahagia itu datang, aku pastikan seluruh raga, jiwa, nyawaku ini ada selalu bersamamu. Sampai kapanpun dan apapun yang terjadi.
Cinta ini sangat menyiksaku sehingga perihnya takkan hilang termakan waktu.
Aku mencintaimu....sangat.

Kamis, 04 Oktober 2012

Masa Nyaris

Seringkali keputusanku berbuah nyaris. Terhadapkan dengan pelbagai pertimbangan yang seringkali hanya dilupakan adalah penyebab dari sebuah keadaan. Masih selamat adalah hanya karena keputusanNya. Tindakan yang bodoh, tetapi dengan kasih dan sayangNya, kehidupan masih menjadi ada sekarang. Kenyarisan menjadi sebuah manifestasi dari rupa-rupa keberuntungan bagiku. Tuhanku, terimakasih untuk ajaranMu.

Senin, 01 Oktober 2012

Masa Pembuktian

Selayaknya kehidupan yang berujung kepada kematian, demikian pulalah kesetiaan selalu berujung kepada sebuah pembuktian. Hanya sejauh mataku memandang. Hanya sebesar hatiku merasa. Dan hanya semata doa. Tuhanku, inilah aku.

Masa Kedamaian

Sejauh mana aku memandang suatu benang kehidupan, selama aku meminang sang benang sebagai wujud syukur atas karuniaNya dan sepanjang rajutan kasih tetap ada di dalam hidupku, maka kedamaianlah ganjaran yang akan kudapatkan.
Sejauh mana adalah selayak aku yang saat ini bersepakat dengan seluruh aspek tubuhku mulai dari raga hingga jiwa untuk selalu memandang bahwa pecahan-pecahan ajaib dari kehidupanlah yang membuatku bertahan dalam mengarungi kedamaian.
Meminang benang kehidupan dengan menggunakan seutas untaian syukurlah yang membuatku tertawa saat seharusnya menangis.
Dan rajutan kasihlah yang menarikku erat, sangat lekat kepada Tuhanku, sehingga menangispun atau tertawapun aku tetap tak bisa lari dari Masa Kedamaian.
Tuhanku, damai itu sungguh terasa.